Pengalaman Tugas Memasak
Pagiiiii.... Hoaam, ngantuk. Itulah perasaan semua orang ketika bangun pada hari senin. Waktu menunjukan pukul 05.30. Rumah saya memang tidak terlalu jauh dari sekolah saya sehingga saya tidak harus bangun terlalu pagi. Yup another monday as usual, a bloody boring sunday. Sebetulnya ingin saya datang mepet ke sekolah seperti hari- hari senin lainya (mohon jangan ditiru) hahaha. Tetapi saat keluar dari kamar saya melihat tas saya sudah bersebelahan dengan kompor. Yup! Gw pun baru teringat TUGAS MEMASAK dari sekolah! Langsunglah gw bergegas mengambil handuk dan lari ke kamar mandi. Kepanikan pun menambah saat teringat saat teringat "OH IYA! Hari pertama absen sidik jari, nggak bisa dateng mepet ini!"
Waktu menunjukan pukul 06.25 pada jam tangan, waduh, matilah saya sudah bawa-bawa kompor seperti ini, semalem pake begadang lagi buat nyari-nyari bahan yang kurang, malah pelajaran pertama adalah pelajaran Bu *** yang terkenal paling galak disekolah. Sip, ini the end buat gw! Sampailah saya ke gerbang antara salah satu tempat wisata terexotis sedunia dan akhirat, setu babakan, menuju sekolah tempat saya menimba ilmu selama 12 tahun terakhir ini. Begitu keluar gang, yup once again, sesuai dugaan gw jalanan sudah sepi. Hanya beberapa motor para pesakitan terlambat yang terlihat muncul. Saya langsung lari ketempat absen dengan muka cenderung pasrah, saat saya mendekatkan jari ke layar absen apa yang saya lihat ternyata berbanding terbalik. Waktu baru menunjukan pukul 06.10. Sedikit kaget dan tertawa geli, Ternyata saya sudah memajukan jam tangan saya setengah jam pada malam hari menghindari agar telat pada pagi hari. Ya,,, merasa bodoh sendiri. hahahaha
Matematika dan Penjasor menemani pagi hari pada hari senin yang "INDAH" ini. Memang hari senin bukanlah sebuah neraka jahanam seperti apa yang para penyiar radio katakan, tetapi hari senin bukan juga surga seperti yang dikatakan oleh iklan suplemen. Hari senin adalah hari senin. Setiap hari memiliki keunikanya masing-masing. Terkadang hari senin adalah hari yang ditunggu-tunggu jika sudah merasa bosan libur, terkadang hari senin adalah hari yang sangat ditakuti jika hari minggu masih saja diisi dengan bekerja dan bekerja. Itulah lika-liku hari senin.
Pelajaran olahraga pun selesai, kembalilah semua siswa menuju waktu yang ditunggu-tunggu. Pelajaran memasak! yeaay.... Hmm, sebetulnya itu bukanlah pelajaran memasak melainkan mata pelajaran KKPI. Mungkin pembaca freakboys akan bingung, KKPI? Masak? Apa hubunganya? Seribu satu tanggapan pun bermunculan menanggapi tugas memasak tersebut, ada yang mengatakan "Bapak ****** cuma iseng gak nyambung" ada juga yang bilang "asik kita masuk sekolah elite" yah namanya juga manusia berbagai macam tanggapan pasti bermunculan. Saya sendiri dengan beberapa orang lainya cenderung memilih alasan ofisial dari sekolah yaitu menyesuaikan materi yaitu "mengimplementasikan internet" (kurang lebih itu tepatnya saya lupa) dengan kehidupan sehari-hari. Ya, memang alasan yang cukup masuk akal :)
Grudak gruduk grudak gruduk..... heboh dimana-mana semua siswa mempersiapkan segala hal untuk tugas KKPI kali ini. "Jangan sampai ada yang tertingal" "sendok lu mana kan uda gw suruh bawa kemaren?" "Eh, sorry gw lupa bawa" "buruan pinjem CPB" kira-kira suara itulah yang berdengungan selama istirahat kedua. Kelompok saya sendiri sudah cukup matang mempersiapkan semuanya. Hanya gelas saja yang teman saya lupa bawa, itupun dapat diatasi dengan mudah.
Sesi memasakpun dimulai, colok gas nyalain kompor, cesss "amiiiin" semuanya berjalan dengan lancar. Kami bagi-bagi tugas ada yang membuat jus, ada yang mengulek, semuanya baik-baik saja hingga sebuah kejutan mendatangi kami. Gas Habis!! Terima kasih Tuhan engkau telah memberiku sebuah pelajaran berharga tentang cek and ricek gas. Bingung kalut, mau pinjam siapa? Lainya telah hampir selesai memasak, sedangkan kelompok kami masih bingung memikirkan gas. Sayapun langsung berfikir cepat. Saya bertanya kepada bapak guru "Pak, gas habis boleh...." belum selesai saya berbicara pak gurupun langsung mengerti "oke boleh" Terima kasih lagi kepada Tuhan engkau memberiku guru yang pengertian. Tidak killer. hehehe
Secepat kilat saya berlari melewati setu babakan, padahal saya masih pakai seragam. Sempat saya berfikir kalau saya akan dikira cabut sekolah. tapi yasudahlah toh nyatanya orang-orang sekitar sudah kenal saya. Saya lanjutkan sprint saya. Rumah tidak digembok. Saya langsung cabut gas dan kembali ke sekolah. "Oke, gw resmi jadi MALING GAS dirumah sendiri" tetangga melihat gw dengan pandangan yang agak sedikit aneh. Anak sekolah, pake seragam, lari-lari bawa gas. Kondisi lingkungan rumah saat itu baru saja surut dari banjir, alhasil becek pun tak bisa dihindari, kotorlah celana, dan sepatu ku
Sampailah kembali disekolah, pasang gas, komporpun menyala. Puji Tuhan, bisa lanjut memasak. Kegiatan memasakpun dilakukan. Saya kedapatan tugas untuk memasak nasi goreng. Setelah mengoreng bumbunya nasi pun dimasukan. Namun selama memasak ada perasaan bahwa saya melupakan sesuatu. Benar saja, setelah dicicipi ternyata belum dikasih garam. Hahaha
Semua masakanpun siap disajikan semua menu tertata dengan rapi. Yah gumamku dalam hati, biarpun pas-pasan tapi kami berhasil juga. Walau harus ditegur karena sepatu kotor, dan harus lari-lari pulang ambil gas, Ambil lah hikmah dari segala sesuatunya. Semua hal memang butuh proses dan usaha. :D
Sampailah kembali disekolah, pasang gas, komporpun menyala. Puji Tuhan, bisa lanjut memasak. Kegiatan memasakpun dilakukan. Saya kedapatan tugas untuk memasak nasi goreng. Setelah mengoreng bumbunya nasi pun dimasukan. Namun selama memasak ada perasaan bahwa saya melupakan sesuatu. Benar saja, setelah dicicipi ternyata belum dikasih garam. Hahaha
Semua masakanpun siap disajikan semua menu tertata dengan rapi. Yah gumamku dalam hati, biarpun pas-pasan tapi kami berhasil juga. Walau harus ditegur karena sepatu kotor, dan harus lari-lari pulang ambil gas, Ambil lah hikmah dari segala sesuatunya. Semua hal memang butuh proses dan usaha. :D
Posting Komentar